(Senin 23/11/2023) Temu Tinemu, tajuk pameran yang diusung oleh salah satu kolektif dari Mahasiswa Seni Rupa Murni UB angkatan 2020 ini secara harfiah bermakna bertemu dan dipertemukan. Pasalnya, Temu Tinemu mengangkat interaksi antar ekosistem seni, dimana seniman dan komunitas diwadahi untuk menginterpretasikan konsep interaksi dalam ekosistem seni yang kemudian divisualisasikan melalui karya lukis dan patung. Acara ini berlangsung dari tanggal 5 s/d 7 Mei 2023 dan berlokasi di Stupa Space, Janimani, Jl. Bendungan Sigura-Gura Barat No. 20, Kota Malang.

Pameran ini dilaksanakan oleh Mahasiswa Seni Rupa Murni UB semester 6 untuk memenuhi salah satu mata kuliah di Seni Rupa Murni UB, yaitu Aplikasi Manajemen Seni. Anindya, selaku ketua pelaksana pameran ini menjelaskan penyelenggaraan pameran ini tidak hanya semata untuk memenuhi tugas kuliah, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran bagi anggota kelompoknya (mahasiswa) dalam mengatur sebuah acara dan bagaimana sebuah kerjasama terjalin dengan komunitas dan seniman dalam ekosistem seni di Malang.

Terdapat total 40 karya lebih yang dihadirkan di Temu Tinemu dengan 38 seniman yang tidak hanya berasal dari UB, tetapi juga terdapat beberapa mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM) dan komunitas seni di Malang, diantaranya; Sketndekkene, Asri Kolaj, Teras Gambar dan sebuah tim produksi urban toys, Envelope Visual Atelier (EVA).

“Masing-masing seniman dan komunitas mempunyai perannya masing-masing. Seperti yang kita tahu, seniman muda di Malang sekarang sedang naik-naiknya kan, lalu kita (Temu Tinemu) disini membantu mewadahi mereka untuk berkarya.”

“Kemudian untuk komunitas seperti Asri Kolaj, Sketndekkene dan EVA itu juga kita wadahi untuk berbagi kegiatan-kegiatannya seperti pada Artist Talk pada hari pertama, Workshop Collage on Phone Case, Workshop Toy Figure Painting dengan maskot Temu Tinemu, dan karya-karya mereka yang bisa diinteraksi oleh pengunjung.” jelas Anindya.

Banyaknya rangkaian acara yang menarik berhasil mengundang kurang lebih 700 total pengunjung dalam kurun waktu 3 hari, tidak heran jika antusiasme pengunjung yang tertarik membanjiri komentar pada akun Instagram dan TikTok Temu Tinemu. Pada hari terakhir, Temu Tinemu juga mengundang beberapa performer seperti Ben Lazuardi dari band Pagi Tadi, Omenarie dari Monohero, serta sesi karaoke bersama yang menjadi penutup dalam rangkaian acara Temu Tinemu.

Anindya berharap agar antusiasme pengunjung, seniman serta komunitas-komunitas seni di Malang dapat terus bertambah seiring munculnya seniman-seniman baru untuk memperluas ekosistem seni yang sudah mulai terbentuk di Malang.

Penulis: Areta Damselina