Mahasiswa Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, menyelenggarakan pameran seni batik bertajuk “Harmoni dalam Tradisi: Rupa Nusantara Batik Jawa Timur”. Pameran ini tidak hanya menjadi bagian dari agenda Ujian Akhir Semester mata kuliah Seni Rupa Tradisi Jawa Timur, tetapi juga sebagai wadah untuk mempresentasikan hasil eksplorasi seni batik yang berakar pada tradisi Jawa Timur.
Berlangsung pada tanggal 12 hingga 14 Desember 2024, pameran yang digelar di Galeri SAC Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, dosen, hingga pecinta seni dari dalam dan luar kampus. Puluhan karya yang dipersembahkan mencerminkan harmoni antara nilai-nilai tradisional dan inovasi modern, sehingga menciptakan ruang yang kaya makna bagi warisan budaya.
Sumber: Mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni
Dengan mengusung tema “Harmoni dalam Tradisi”, pameran ini menampilkan eksplorasi kreatif yang menjembatani seni batik tradisional dengan kecanggihan teknologi modern. Setiap karya menjadi dialog hidup antara tradisi yang telah lama terjaga dan inovasi kreatif yang terus berkembang. Hasilnya, karya-karya ini tidak hanya estetis, tetapi juga memiliki nilai filosofis yang mendalam.
Pameran ini terbagi dalam empat kategori karya yang masing-masing menghadirkan keunikan tersendiri. Pada kategori pertama, pengunjung disuguhkan eksplorasi motif-motif batik dari berbagai daerah di Indonesia yang disajikan melalui media midangan. Kategori kedua menampilkan puluhan selendang batik hasil ciptaan mahasiswa, dengan motif, warna, dan bentuk yang mencerminkan kreativitas sekaligus inovasi dalam pembuatan batik. Kategori ketiga menyajikan batik berukuran 2×1 meter yang mengeksplorasi motif-motif khas Malangan, seperti relief naga dari Candi Jago, Topeng Malangan, Keramik Malangan, ragam flora, hingga ikon bakso. Motif-motif ini direpresentasikan menjadi karya yang kaya makna dan estetika. Sedangkan kategori keempat memamerkan karya batik hasil kolaborasi mahasiswa dengan teknologi kecerdasan buatan menggunakan generative batik.
Salah satu daya tarik dari pameran ini adalah hadirnya generative batik, sebuah teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) hasil kolaborasi Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya. Teknologi ini mampu mempelajari pola-pola pakem batik tradisional dan mengolahnya menjadi motif-motif baru yang tetap memancarkan ruh tradisional. Kehadiran generative batik menunjukkan bagaimana seni tradisional dapat berkembang dan menemukan medium baru untuk memperluas potensi kreativitasnya.
Sumber: Mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni
Dyanningrum Pradhikta, S.Sn., M.Ds., dosen pengampu mata kuliah Kreasi Seni Rupa Jawa Timur, menjelaskan bahwa pameran ini tidak hanya menjadi bentuk evaluasi mata kuliah, tetapi juga merupakan wujud eksplorasi mahasiswa dalam mengangkat kearifan lokal Jawa Timur. “Mahasiswa diminta menciptakan motif kain batik berdasarkan kearifan lokal, seperti cerita rakyat, kesenian, kuliner, dan budaya lain yang dapat diadaptasi menjadi motif batik. Tujuannya agar mahasiswa mampu menciptakan kreasi khas Jawa Timuran,” ungkap Dyanningrum.
Harapan dari pameran ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, baik mahasiswa maupun umum, bahwa batik bukan sekadar kain bermotif. Batik adalah hasil dari proses kreatif yang panjang dan penuh dedikasi, sebuah medium yang mampu menghubungkan tradisi dengan masa kini sekaligus menginspirasi masa depan.
Penulis: Kayla Rachma Novalia