Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan
Mata Kuliah :
1. Seni Keramik Malangan
Metode pembelajaran mengacu kepada strategi pembelajaran mentoring. Metode ini dipilih atas dasar hubungan yang konstruktif di dalamnya. Peran pengajar tidak dibatasi hanya memberi materi pengetahuan (transfer knowledge) namun multi peran, seperti memberi bimbingan, dukungan, semangat, motivator, dan fasilitator yang bertujuan mendorong mahasiswa mengembangkan kompetensinya. Adapun kegiatan perkuliahan dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, seperti: 1) Membahas tema yang menjadi penugasan, dalam elaborasinya menjelaskan poin-poin yang perlu direspons pada setiap objek. 2) Membahas dan mendiskusikan setiap rancangan karya/ prototype yang dipresentasikan oleh Mahasiswa terkait aspek teknis, penguasaan alat dan bahan, kecenderungan corak (style) dan sebagainya. Diskusi ini terbuka untuk semua mahasiswa, saling memberi saran dan kritik yang argumentatif; 3) Review dan refleksi, pada tahap ini dosen memberikan penguatan materi dan merefleksi kegiatan perkuliahan. Selain itu, Mata Kuliah ini juga bersifat internship di Studio Kriya Nusantara untuk proses praktikum dan mempelajari mekanisme pembakaran dalam membuat keramik. Mata Kuliah Seni Keramik Malangan tidak diampu oleh satu dosen, akan tetapi bertandem juga dengan dosen dari Universitas di luar Universitas Brawijaya. Dosen luar yang dimaksud bernama Prof. Dr. Ponimin, M.Hum., merupakan seorang dosen di Universitas Negeri Malang.



2. Aplikasi Manajemen Seni
Mata kuliah ini dirancang sebagai bentuk perwujudan proses pengelolaan insfrastruktur seni yang dibutuhkan di Indonesia. Pengetahuan untuk menyelenggarakan pameran seni rupa (strategi teknis pameran) dari pengelolaan koleksi seni dalam institusi, konservasi karya seni, harga menghargai karya serta pengajaran untuk bertanggung jawab atas kegiatan yang diselenggarakannya kepada stakeholder dan shareholder yang sudah bersedia bekerjasama. Mengenal, Mempelajari, dan memahami mengenai pengertian, fungsi, unsur, penerapan teori manajemen dalam kegiatan kesenian, mulai proses penciptaan sampai dengan sosialisasi karya. Diharapkan mahasiswa dapat menerapkannya dalam sebuah proyek tata kelola seni.



3. Sketsa
Metode pembelajaran mengacu pada strategi mentoring, dengan dasar hubungan yang konstruktif antara mahasiswa dan dosen. Peran dosen tidak terbatas hanya sebagai pemberi materi pengetahuan (knowledge transfer) tetapi memiliki peran ganda, seperti memberikan bimbingan, dukungan, semangat, motivator, dan fasilitator yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa dalam mengembangkan kompetensinya. Perkuliahan dilakukan melalui beberapa kegiatan, seperti: 1) dosen menjelaskan setiap topik yang telah ditentukan dalam setiap pertemuan, kemudian menjadi ruang terbuka untuk diskusi oleh seluruh mahasiswa dimana dosen berperan sebagai fasilitator, 2) mendiskusikan sketsa-sketsa mahasiswa terkait berbagai aspek teknis, penguasaan alat dan bahan, kecenderungan gaya, komposisi, dan sebagainya. Diskusi ini terbuka untuk semua mahasiswa, dimana mereka saling memberikan saran dan kritik yang argumentatif; 3) Review dan refleksi, dimana dosen memberikan penguatan materi dan merefleksikan kegiatan perkuliahan. Selain itu, pada beberapa pertemuan Mata Kuliah Sketsa sesungguhnya menekankan agar mahasiswa belajar membuat sketsa di tempat (fieldwork) dengan objek bangunan ikonik atau tempat yang bernilai historis seperti candi.



4. Seni Lukis Dasar
Metode pembelajaran mengacu pada strategi pembelajaran pendampingan. Metode ini dipilih berdasarkan hubungan konstruktif di dalamnya. Peran pengajar tidak terbatas hanya memberikan materi pengetahuan (transfer ilmu) tetapi memiliki peran ganda, seperti memberikan bimbingan, dukungan, semangat, menjadi motivator dan fasilitator yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa mengembangkan kompetensinya. Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan beberapa kegiatan, seperti: 1) Mendiskusikan tema tugas, menguraikan dan menjelaskan poin-poin yang harus ditanggapi dalam setiap objek. Semua objek memiliki ‘identitas’ dan ciri khas yang tidak tergantikan, identitas ini harus ditangkap; 2) Mendiskusikan setiap karya lukis yang dipresentasikan oleh mahasiswa terkait dengan aspek teknik, penguasaan alat dan bahan, kecenderungan gaya, corak warna, komposisi, dan lain sebagainya. Diskusi ini terbuka untuk semua mahasiswa, semua saling memberikan saran dan kritik yang argumentatif; 3) Review dan refleksi, pada tahap ini dosen memberikan penguatan materi dan merefleksikan kegiatan perkuliahan. Selain itu, mata kuliah ini juga menekankan agar mahasiswa belajar melukis di tempat (fieldwork) terkait bangunan ikonik atau tempat yang bernilai historis.



5. Seni Mural
Pemahaman dan penguasaan teori dan praktik seni mural. Kuliah ini membahas tentang medium dan dasar karya mural, variasi teknik, berbagai jenis dan referensi disertai dengan latihan di berbagai medium dinding, tembok atau permukaan besar permanen lainnya. Luaran dari perkuliahan ini adalah produksi karya mural baik secara kolektif maupun individual dengan tematik dan referensi. Karya mural diaplikasikan di ruang publik dan ruang semi privat.



6. Metodologi Penelitian Seni
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menguasai metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif di bidang seni rupa. Pembahasan dalam mata kuliah ini bersifat teoritis dan praktis yang mengarah pada aplikasi penelitian (khususnya dalam bidang kajian seni rupa). Latihan yang diberikan berupa perancangan proposal penelitian, mulai dari judul, latar belakang, perumusan masalah penelitian, metode penelitian, dan analisis penelitian. Hasil dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu mengidentifikasi konsep dan mampu mempraktekkan penulisan proposal penelitian di bidang seni rupa sebagai rancangan tesisnya.


