E-Catalog Puan Delya Zulvannesa M

Lana : Perjalanan Menuju Penerimaan Diri

Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Digital

Oleh : Puan Delya Zulvannesa Maulana

Manusia melakukan perjalanan panjang demi sesuatu yang mereka sebut “utuh”. Berawal dari garis start yang beraneka ragam ― yakin atau tidak yakin, kita semua melakukan usaha untuk melangkah dengan baik dan waspada di dunia yang luar biasa luas. Kadang-kadang menakutkan, tapi indah. Hidup selalu punya cara agar kita terus punya tanya; “apakah semua ini akan berakhir?”
Salah satu fase perjalanan manusia adalah proses penemuan dan penerimaan diri. Fase ini dipenuhi oleh tanda tanya yang tumpang tindih pada jiwa manusia atas semua konflik intrapersonalnya. Petualangan dimulai pada satu momen dimana badai salju bertamu, dan langit cerah menggantikan setelahnya. Badai memang berlalu tetapi perlu diingat bahwa hangat matahari tidak selamanya menerangi. Kehidupan memang begitu, ia dapat berubah dalam satu kedip mata.
Pameran “Lana : Perjalanan Menuju Penerimaan Diri sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Digital” merupakan salah satu bentuk eksplorasi untuk mencapai proses penerimaan diri. Puan mengemas luka batin, keraguan, insecure dan  perasaan gundah lainnya dengan proses artistik melalui karya-karya yang ekspresif. Bersama gadis kecil Lana dan teman teddy-nya, kita diajak menilik bagaimana Puan akhirnya dapat menemukan dirinya sendiri, secara utuh.
Delapan karya digital print yang ada menjadi bukti bahwa untuk menerima diri sendiri memang butuh waktu dan perjuangan. Pameran ini terselenggara juga sebagai representasi perjuangan Puan selama mencari damai di hati. Permainan kontras dihadirkan guna memperlihatkan metamorfosa seorang Puan dari dirinya yang penuh keraguan menjadi dirinya yang lebih bersinar, lebih positif, lebih mudah lempar senyuman.
Bergelut dengan isi kepala sendiri biasa dialami oleh manusia. Sebagai makhluk rapuh dan mudah terluka, kita gampang sekali untuk mengejek diri sendiri karena tidak sebecus yang lain. Menyalahkan diri atas kemalangan dan mengutuk semesta tidak pernah menjadi jembatan yang benar-benar mengantarmu, tapi begitulah prosedurnya. Sakit dan sembuh adalah sebab-akibat yang nyata. Nikmati prosesmu dengan sekali-kali duduk untuk minum teh. Tunggu hingga harumnya menyadarkanmu jika semua ini akan selesai. Diri yang merdeka adalah harga mutlak bagi mereka yang mau bangkit dari keterpurukan. Jadi, sudahkah Anda merdeka? Jika belum, mari mulai perjalannya dari sini.
Penulis : Mega Krisna Wulandari

KARYA SENI