POTRET PERDAMAIAN : Retrospeksi
Dalam Penciptaan Karya Seni Lukis
Oleh : Achmad Khoiru Atho’illah
Konflik atau fenomena sosial dimana terjadinya pergesekan, pertentangan antar individu maupun kelompok dari masa ke masa sering terjadi. Konflik selalu didasari atas perbedaan pendapat, kekuasaan, atau ideologi yang dipandang negatif dari sisi kemanusiaan. Suatu konflik dianggap selesai dengan cara melakukan perdamaian antar individu atau kelompok. Setiap manusia selalu menginginkan perdamaian dalam arti damai yaitu kebebasan, kesejahteraan, kebahagiaan yang mencangkup hak asasi manusia dan menyelesaikan suatu permasalahan. Pentingnya mengenalkan nilai-nilai perdamaian telah dimulai sejak lama dengan menyampaikan pesan dan pergerakan mengenai perdamaian di dunia. Nilai-nilai perdamaian disampaikan oleh tokoh-tokoh penting sehingga dapat memicu retrospeksi atau mengingat kembali nilai perdamaian dalam menyelesaikan sebuah konflik. Salah satu mahasiswa dari Universitas Brawijaya megenalkan nilai-nilai perdamaian dari tokoh-tokoh tertentu melalui karya seni rupa. Mahasiswa yang bernama Achmad Khoiru Atho’illah yang berdomisili di kota Batu memiliki ide untuk mengangkat tajuk “POTRET TOKOH PERDAMAIAN : Retrospeksi dalam penciptaan seni lukis” pada pengerjaan tugas akhirnya.
Achmad Khoiru Atho’illah atau biasa disapa Atok merupakan perupa yang menciptakan karya seni berdasarkan ide permasalahan sosial disekitarnya. Atok mengatakan bahwa ide atau gagasan penciptaan tugas akhir muncul ketika melihat banyaknya masyarakat atau media-media membicarakan persoalan konflik, entah itu peperangan atau konflik sosial. Kejenuhannya akan informasi persoalan konflik menjadi stimulus ide untuk mengenalkan nilai perdamaian dari tokoh-tokoh penting pada masa lalu yang banyak dikenal. Ide atau gagasan itu bukan semata-mata mengenalkan nilai perdamaian, namun diharapkan dapat memicu media atau masyarakat ikut mengenalkannya juga.
Penciptaan tugas akhir Achmad Khoiru Atho’illah menghasilkan tujuh karya seni rupa berupa lukisan potret tokoh-tokoh perdamaian dengan gaya realisme. Karya Atok menggunakan warna monokrom dan cenderung mengutamakan ekspresi wajah tersenyum serta element tulisan-tulisan disekitar potret wajah. Warna monokrom dan tulisan-tulisan dimaksudkan kesan dan pesan yang lampau atau retro sesuai tajuk yang diangkat. Atok juga memainkan efek cahaya fosfor hanya pada element garis yang membentuk tulisan-tulisan dimaksudkan pada saat gelap hanya tulisan tersebut yang menyala. Tulisan tersebut merepresentasikan meskipun tokoh-tokoh perdamaian sudah meninggal, akan tetapi jangan sampai makna nilai perdamaian yang menjadi karakteristik tokoh tersebut menghilang juga. Karya Achmad Khoiru sebenarnya cukup senderhana dengan penggambaran potret, namun jangan dilihat dari kesederhanaan itu saja melainkan konsep kesan pesan yang terkandung dalam karyanya.
Pameran tugas akhir Achmad Khoiru Atho’illah diharapkan dapat menjadi stimulus masyarakat dan penikmat seni untuk mengutamakan nilai-nilai perdamaian dan selalu ingat pada pesan dan kesan tokoh-tokoh perdamaian. Karya seni yang diciptakan juga diharapkan menjadi sudut pandang baru menjadi referensi berkesenian serta memberikan kritik pada masyarakat atau negara yang sedang berkonflik.