E-Catalog Vicko Afriansyah
[dflip id=”5357″ type=”thumb” ][/dflip]KARAKTER SLOTH
Sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis
Oleh : Vicko Afriansyah
Sebuah Relasi Antara Produktifitas dan Kelambanan
Sikap lamban atau santai dalam masyarakat kita kerap menyisakan kecaman yang negatif terutama jika serta merta diasosiasikan pada ciri mental orang Indonesia. Sikap hidup yang demikian pernah dikritik keras dengan istilah ‘kebudayaan santai’ oleh Sanento Yuliman dalam pers kompas edisi 29 januari 1975. Dalam salah satu tuduhannya kebudayaan santai ini diasumsikan merujuk pada sikap rileksnya masyarakat Indonesia (Kehidupan gaya pribumi) yang telah lama mengakar.
Berkembangnya sinisme pada sikap hidup lamban, santai, rileks dimungkinkan karena banyak sebab. Luputnya pengamatan, persepsi masyarakat yang terlanjur membawa arus besar, dan keengganan mempertanyakan dan menemukan realisme baru atau sederhananya pada terjadinya penerimaan tak kritis. Situasi dan keyakinan demikian yang dirasa menarik untuk digoyahkan perupa lewat karya, sebab latar belakang penulis dari masa kecil hingga remaja kerap meninggalkan kesan kurang baik di lingkungan sekitar penulis dan terbawa hingga dewasa ini.
Kemunculan realitas-realitas yang satir dalam keseharian perupa, menjadi sebuah lecutan untuk menyeberangkan ide perupa dalam 7 karya seni lukis dengan karakter utama Sloth (Kungkang). Dalam pameran tugas akhir ini Sloth menjadi artikulasi perupa atas temuan yang sesungguhnya tidak baru, tetapi dimaksudkan menawarkan cara pandang yang baru atas persepsi yang diyakini telah langgeng bertengger dimasyarakat. Bagaimana sebuah produktifitas tidak selalu berelasi dengan kesegeraan dan kecepatan.