E-Catalog Eka Rahma Putra
TANTRI ING KARYA SENI GRAFIS
Oleh : Eka Rahma Putra
Kebiasan orang tua untuk mendongeng pada anak dewasa ini sudah mulai redup di era yang serba gadget. Banyak orang tua yang menganggap bahwa dongeng pada anak itu membosankan dan out of date. Terlebih lagi, banyak orang tua yang menempatkan gadget sebagai media pengalihan ekspresi atau pengganti peran orang tua dalam mendidik ataupun memenuhi keingintahuan pada seorang anak. Kegiatan untuk memuaskan rasa keingintahuan anak tersebut dapat dilakukan melalui aplikasi seperti youtube, maupun bermain game online dan sebagainya. Hal ini sudah menjadi kecenderungan umum yang dilakukan orang tua sebagai cara agar anak sibuk bermain dengan gadgetnya dan tidak menggangu pekerjaan orang tua.
Padahal, pengenalan teknologi yang terlalu dini pada anak dapat menimbulkan dampak yang negatif. Candu adalah salah satunya, tidak sedikit anak yang menghabiskan sebagian besar harinya di depan gadget tanpa melihat keadaan di sekitarnya. Bermain gadget dengan durasi yang panjang dan dilakukan terus menerus, dapat mengarahkan anak menjadi pribadi yang antisosial (Pebriana, 2017). Antisosial yang menempatkan anak menarik diri pada kehidupan sosial atau lebih merasa nyaman dengan dunia simulasi yang berbasis internet.
Respon dari keironisan di atas, saya mencoba untuk membawa kembali cerita/dongeng-dongeng anak ke zaman digital ini melalui karya seni grafis silk screen. Dalam hal ini dongeng-dongeng anak diambil dari naskah Tantri Kamandaka yang juga terukir pada Candi Jago, Malang. Naskah Tantri Kamandaka berisi serangkaian fabel dimana masing-masing cerita memiliki keterkaitan dengan cerita lainnya. Alur dimana sebuah kisah yang di dalamnya terdapat sebuah kisah, seakan mengajarkan kita untuk belajar dari setiap kehidupan di lingkungan sekitar kita. Selain alur yang unik, tema persahabatan dalam setiap ceritanya dapat merangsang emosi anak. Tokoh hewan yang digunakan juga akan memancing imajinasi anak yang sangat besar. Dengan mevisualisasikan kisah-kisah Tantri Kamandaka akan semakin mudah bagi anak maupun orang dewasa untuk menyerap nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya.