E-Catalog Nugroho Wikan Noto
FRAGMEN KELUCUAN
Dalam Karya Seni Visual
Oleh : Nugroho Wikan Noto
Keberadaan kelucuan dalam perkembangan peradaban ada sejak manusia mengenal sebuah Bahasa (Rahmanadji, 2009, hal. 215). Kelucuan muncul dengan beragam sebab-sebab yang seringkali memberikan respon tertawa atau tersenyum bagi yang merasakan. Kelucuan bukan sekedar hiburan psikis, namun bisa menjadi sarana atau media untuk menyalurkan curahan personal, problematika sosial, dan bentuk pelampiasan lainnya. Oleh karena itu kelucuan menjadi bentuk sikap yang optimistik sehingga mampu menumbuhkan harapan-harapan atas hidup.
Bertajuk “Dank Uhuy Fragmen Kelucuan dalam Karya Seni Visual” kelucuan hadir sebagai respon personal atas fenomena-fenomena dalam lingkup sosial masyarakat, komunitas dan antar teman. Karya-karya berkonsep kelucuan yang tercipta ini dikelompokan dalam beberapa jenis seperti guyon parikena, satire, sinisme, pelesetan, slapstick, olah logika, analogi, unggul-pecundang, surealisme, kelam/black humor, seks, olah estetika, eksperimental, dan apologisme.
Tertawa adalah hal baik, bukan hanya bagi pikiran namun juga tubuh secara medis. Respon akibat kelucuan melepaskan hormon anti sterss (endorphin) yang sehat bagi tubuh, bahkan tertawa terbahak- bahak mampu meningkatkan sistem imun tubuh yang memicu produksi sel-sel limfosit sebagai pembunuh stress alami. Manfaat-manfaat inilah yang seringkali tidak disadari banyak individu mengenai kelucuan.
Hadirnya kelucuan lewat karya seni visual berupa potongan fragmen-fragmen kelucuan yang terimajinasi disekitaran lingkungan personal penulis, diangkat sebagai bentuk kritik dan edukasi. Dank Uhuy sebagai karakter ciptaan penulis menjadi tokoh utama karya yang berupaya menjembatani pesan atau ide karya agar mudah dipahami apresian. Harapan dari terciptanya karya-karya ini juga dapat menghadirkan dan memberikan beragam perspektif akan kelucuan di masyarakat.