(Senin 11/03/24) Pada hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2023, Prodi Seni Rupa Murni FIB UB mengadakan kegiatan Evaluasi Kurikulum Prodi Link and Match bersama dengan pakar Akademisi Dr. Tisna Sanjaya, S.Sn., Dipl.Art. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pemutakhiran kurikulum dengan basis Link and Match dunia kerja dan Digital Humanities.

Dr. Tisna Sanjaya, S.Sn., Dipl.Art, adalah seorang seniman yang lahir di Bandung. Ia menyelesaikan gelar sarjana di ITB dan melanjutkan studi diploma di Jerman pada tahun 1998. Pada tahun 2008-2011, ia mengikuti program Doktoral di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain sebagai dosen seni lingkungan dan seni cetak, Dr. Tisna juga mendirikan pusat budaya di daerah industri tekstil. Karyanya sering dipamerkan di berbagai tempat, termasuk di Singapura pada tahun 2011, dan di Tokyo dan Paris pada tahun 2015. Pada tahun 2014, Dr. Tisna menerima anugerah Adikarya Seni Rupa atas karyanya.

Dalam kegiatan Evaluasi Kurikulum Link and Match yang dihadiri oleh Ketua Prodi, seluruh Dosen serta beberapa Mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni FIB UB, Dr. Tisna mengawali diskusi secara interaktif dengan topik Link and Match yang perlu dipahami di dunia kerja kreatif, dimana institusi seni sebagai salah satu bagian dari medan seni di Indonesia mempunyai posisi penting dengan fungsi berupa research, kajian, penciptaan dan manajemen seni.

Sumber: Seni Rupa Murni FIB UB

Dari diskusi tersebut, muncul beberapa pertanyaan dan tanggapan mengenai evaluasi bagaimana menanggapi digitalisasi dilekatkan pada kurikulum dan bagaimana cara mengimplementasikannya di dalam dunia seni rupa. Dr. Tisna menyampaikan proses kreatifnya selama menjadi praktisi seni di Institut Teknologi Bandung, dimana proses kegiatan berkeseniannya mengenai peristiwa budaya kultural dan kolektif yang sedang ramai diimplementasikan secara personal juga secara instusional, dan pada akhirnya melahirkan mata kuliah Seni, Desain dan Lingkungan. Dr. Tisna bermaksud untuk menggandeng dosen penelitian dan mahasiswa agar praktisi seni dapat terekspos kepada publik dengan merespon lingkungan serta hal-hal yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.

Sumber: Seni Rupa Murni FIB UB

Pada akhir diskusi, Dr. Tisna berpendapat bahwa Prodi Seni Rupa Murni FIB UB sebagai institusi perlu memposisikan kebudayaan lokal Jawa Timur sebagai salah satu keunikan dan keunggulan yang ada di instansi, terutama perannya dalam medan seni rupa. Dengan demikian, Dr. Tisna berharap agar institusi dapat menarik minat praktisi seni lainnya terutama dengan dukungan dari pemerintah dan memperkuat pengelolaan seni serta tradisi lokal untuk melibatkan lebih banyak pihak dalam medan seni. Diskusi ini nantinya akan menjadi rumusan dalam meningkatkan kualitas kurikulum di Prodi Seni Rupa Murni FIB UB dan diharapkan dapat diterima berbagai pihak dengan baik untuk membawa prodi, fakultas serta kampus ke jenjang yang lebih baik lagi sebagai institusi di medan seni rupa di Indonesia.

Penulis: Areta Damselina